Rabu, 09 Januari 2019

IBU PEMALAS : BENARKAH MEREKA PEMALAS, ATAU NYINYIRANMU YANG TAK JELAS?

Oleh Fissilmi Hamida

Suatu hari ...
Saat kau bertamu ke rumah tetanggamu, kau lihat ada banyak nugget dan bakso di kulkasnya saat ia mengambilkan minuman dingin untukmu.

"Dasar ibu pemalas!"

Begitu batinmu, karena menurutmu, stok bakso dan nugget itu hanya untuk ibu pemalas. Seharusnya ia bisa membuat bakso atau nugget sendiri sepertimu. Apalagi menurutmu, ia 'hanya' seorang ibu rumah tangga yang banyak waktunya.

Sayang kau tak tahu.
Ibu yang kau sebut ibu pemalas itu, bukan ia tak bisa atau tak mampu membuat nugget atau bakso sendiri. Ia hanya mencoba efisien, mengingat kesibukan yang ia miliki untuk mengurus empat buah hati sendiri itu berbeda dengan kesibukanmu. Fisiknya juga tak sekuat dirimu. Dengan anemia yang ia derita, ia sering tak bisa mengerjakan sekaligus semuanya. Pun kau tak tahu, nugget dan bakso yang kau bilang bukan makanan higienis itu, ia membelinya dari temannya, yang berikhtiar dengan menjual nugget dan bakso homemade sehat untuk menyambung hidupnya. Seorang teman yang selalu berbinar saat ia memesan nugget dan bakso buatannya.

Jadi, ia yang pemalas, atau pradugamu yang tak jelas?

**********

Suatu hari ...
Kau melihat seorang ibu mengambil satu tas besar pakaian dari tempat laundry.

"Dasar ibu pemalas!"

Begitu katamu. Sebab menurutmu, seharusnya ia bisa mencuci pakaiannya sendiri. Apalagi kau tahu, ia hanya tinggal dengan suaminya dan anak satu.

Sayang kau tak tahu.
Ia seorang ibu bekerja yang baru sampai rumah menjelang Maghrib tiba. Ia bisa saja mencuci sendiri pakaiannya, tapi ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu yang ia punya untuk bermain bersama anaknya, pengobat rindu setelah seharian tak melihatnya. Selain itu, selalu ada buncah bahagia saat ia melihat rasa syukur bude tukang laundry acapkali ia datang membawa pakaian kotornya. Ia tahu, laundry adalah satu-satunya mata pencaharian bude langganannya.

Jadi, ia yang pemalas, atau nyinyiranmu yang tak jelas?

**********

Suatu hari ...
Kau melihat seorang ibu muda membeli sayur dan lauk matang saat kau tengah berbelanja di pasar. Hampir tiap hari kau melihatnya membeli makanan matang.

"Dasar ibu pemalas!"

Begitu cercamu. Sebab menurutmu, seharusnya ia bisa memasak makanannya sendiri, sepertimu.

Sayang kau tak tahu.
Ibu yang kau sebut pemalas itu, ia seorang pengantin baru yang sedang belajar memasak. Suaminya sendiri yang memintanya membeli makanan jadi, agar ia tak kerepotan saat pagi hari, apalagi keduanya harus berangkat ke kantor sebelum pukul 7 pagi. Lagipula, ia ingin membantu si ibu tua dengan menjadi pembeli masakannya, sebab ia bangga raga yang renta itu masih begitu bersemangat mencari nafkah, tanpa meminta-minta.

Jadi, ia yang pemalas, atau cercaanmu yang tak jelas?

**********
Suatu hari ...
Kau dengar tetangga barumu melahirkan, caesar.

"Dasar ibu pemalas!"

Begitu katamu. Sebab menurutmu, seharusnya ia bisa melahirkan normal, mengingat ia masih begitu muda dan selama ini tampak sehat-sehat saja. Kenapa harus caesar? Padahal tetangga lain yang sudah berkepala 4 saja bisa melahirkan normal. Ia pasti ia malas mengejan, atau agar terus terasa seperti perawan.

Sayang kau tak tahu.
Tetangga barumu itu, ia sudah berikhtiar agar bisa melahirkan secara normal. Qaddarullah, ia mengalami eklampsia, sehingga operasi caesar harus dilakukan sebagai jalan untuk menyematkan bayi dan dirinya.

Jadi, ia yang pemalas, atau penghakimanmu yang tak jelas?

**********

Suatu hari , kau lihat anaknya memegang gadget .

“Dasar ibu pemalas”

Begitu katamu, padahal kau tak tau perjuangannya sendirian merawat 3 orang anaknya tanpa asisten rumah tangga, dan anak buncitnya yang lagi tantrum . Tubuhnya yang lelah hanya bisa beristirahat saat memberikan beberapa menit memakai gadget setelah seharian menahannya, sehingga dia bisa beristirahat sambil tetap bermain lagi dengan anak2nya yang lain .

*********

Ingatlah.
Kesibukan tiap orang berbeda.
Begitu juga dengan yang mereka lakukan untuk efisiensi waktu mereka.

Sudahi perseteruan ini.
Jangan ada lagi kubu lahir normal vs lahir caesar, kubu full ASI vs kubu susu formula, kubu ibu bekerja vs ibu rumah tangga, juga yang terbaru, kubu real food dan kubu 'ibu pemalas' karena makanannya dianggap bukan real food.

Tak perlu menghakimi, tak perlu merendahkan
Sebab kau tak pernah tahu apa yang mereka sebenarnya lalui.

Tetaplah mencerahkan, tetaplah berbagi pengetahuan, namun dengan bahasa yang mengedukasi, bukan menghakimi ☺️

Ibu2 saleha ingat setiap nyinyiran baik atau buruk akan di hisab, jadi pastikan yang keluar dari mulut dan tulisan kita adalah yang baik2 yaa ❤️

Semangat pagi 🤗

Tidak ada komentar:

Posting Komentar