Senin, 12 Desember 2016

FENOMENA ALAM AFI NIHAYA FARADISA (Afi Nihaya Faradisa)

Sering saya sampaikan, seperti Piala AFF kemarin, waktu Indonesia menang di semi final melawan Vietnam, jutaan penonton terserap koneksinya hanya pada satu bola yang menggelinding ke berbagai area lapangan bola. Apa yang terjadi dalam setiap kejuaraan olah raga, seperti Bulu Tangkis, Sepak Bola, Tinju, dll., Anda mau-maunya memperhatikan, sampai mau-maunya ikut berbagi rasa haru-biru ketika pertandingan sedang berlangsung?

Dalam pertandingan bola, para pemain bola memiliki energi konsentrasi dan fokus kuat ke permainan, mereka hanya menuju satu titik yakni bermain bola. Andai mereka tidak konsentrasi bermain, malahan mereka melayani cuap-cuap mmuahh supportivitas para penonton, tentu semuanya menjadi bubar. Para penonton tersedot koneksi emosinya oleh para pemain karena para pemain bola fokus di dalam satu titik, yakni "bermain bola dengan baik".

Demikianlah, alam semesta ini memiliki mekanisme hanya kembali ke satu titik. Macam-macam minuman yang Anda konsumsi hanya menjadi satu, air pipis. Macam-macam makanan yang Anda konsumsi hanya menjadi satu, tinja. Kemana pun air mengalir hanya menuju satu titik, muara. Kemana pun cahaya merambat hanya menuju satu titik, yakni fokus cahaya.

Energi serap fokus sedemikian dahsyat, berbagai realitas bisa terserap pada titik energi ini, seperti Anda yang jumlahnya ribuan terkumpul pikiran dan rasanya hanya pada satu bola yang menggelinding pada saat Semi Final Piala AFF kemarin.

Karena ini, fokus adalah kekuatan ilahiyah yang dititipkan Tuhan kepada Anda untuk mewujudkan berbagai realitas yang Anda impikan. Fokus adalah kekuatan terkonsentrasi pada satu titik saja. Fokus itu menuju satu, satu adalah realitas kauniyah Keesaan Tuhan.

Semua doa dan usaha harus berakhir pasrah di Hauqula yakni Lā haula wa lā quwwata illā bi-llāh, nah "illā bi-llāh" itulah satu kekuatan dan daya puncak, dimana semua kekuatan dan upaya hanya terikat pada satu titik Allah saja. Bacaan Hauqala adalah realitas fokus, dimana di dalam fokus semua realita hanya bisa diikat dengan Satu alias Esa. Jadi alam ini telah bermekanisme satu dalam segala gerak dan upayanya.

Maka ini semua hal akan tercerai-berai hasilnya ketika si pelaku impian tidak terfokus pada apa yang dia impikan.

Pernah saya ceritakan, waktu dulu saya di pondok pesantren, awalnya hanya untuk melarikan diri dari tekanan problem mental, sehingga saya fokus hanya ke aktifitas pelajaran beserta tuntunan zikir wazhīfah untuk sukses meraih ilmu. Waktu itu, saya kalau sudah sudah diskusi ilmu Fikih (Bahtsul Masāil) kalau sedang demam, demamnya hilang, selesai diskusi demam lagi, kalau pegang pen memenuhi afsahan kitab, sakit giginya hilang, usai afsahan kitab rampung, saya sakit gigi lagi. Kalau sedang zikir ada hujan saya tidak tahu, sadar-sadar usai zikir, "Waduh jemuran cucianku basah semua." Kalau zikir berjamaah, teman-teman sudah selesai baca Lā ilāha illā-llāh, saya masih teriak-teriak zikir sendiri, tahu-tahu saya menjadi obyek perhatian orang, karena saya tidak tahu imam dan jamaah sudah berhenti zikir. Apalagi kalau zikirnya di tempat terbuka, seperti di maqam pendiri pondok, ada gerimis saya tidak kerasa, tahu-tahu usai zikir baju saya basah kuyup.

Dua tahun saya masuk di dimensi fokus, dan keajaiban terjadi. Otak saya menjadi cerdas, argumentasi saya mematikan lawan, sekalipun dia ustadz yang ngajar saya, seringkali mereka mati kutu dengan satu ucapan argumen saja. Bahkan, saya mendadak populer di publik pesantren yang jumlahnya ribuan. Pikiran dan pemahaman saya dengan ilmu menajam melampoi pemahaman pada umumnya orang. Semua hal yang saya lakukan mudah bikin gempar publik.

Pulang dari pesantren, saya ingin tidur yang banyak, karena merasa lelah dengan aktifitas dan fokus, setahun saya tidur, tidur, tidur, dan semua keajaiban itu menjadi bubar bersamaan dengan hilangnya fokus saya.

Begitulah keajaiban fokus, keajaiban Ahad, seluruh realita alam semesta hanya bisa diikat dengan fokus.

Sekarang Anda semua sedang digemparkan oleh Afi Nihaya Faradisa, anak SMA yang tulisan spiritualnya mencengangkan. Anda pasti bertanya kok bisa ABG sudah begitu matang soulnya?

Anda pasti sama dengan saya. Saya sendiri, begitu Afi menyatakan dalam sebuah artikel status kalau dia terinspirasi dengan saya, Arif Rh dan Gobind Vasdev, saya tidak bisa percaya begitu saja kalau Afi siswi SMA. Pikir saya, "Hallahh, anak SMA mikir kawin dengan pacar saja belum selesai, bagaimana dia sebegitu matang jiwanya? Paling-paling itu akun palsu." Bahkan waktu itu, ratusan cibiran haters Afi menyerang sengit. Saya tidak langsung frontal dengan ketidakpercayaan saya, saya ambil jarak sambil terus mengamati bagaimana alam semesta akan membuktikan.

Dan sekarang alam semesta sudah membuktikan kalau dia memang masih SMA.

Ada apa dengan Afi, anak ABG dengan nuansa spiritual begitu tinggi menajam? Afi pernah bilang pada saya, kegemarannya meditasi, dan idolanya adalah Budha Gautama.

Meditasi itu mengheningkan diri dengan fokus pikiran, dan Anda merasakan getaran Afi sebagai suatu keajaiban, ini dikarenakan Afi telah mengakses pengikat segala wujud realitas yakni energi fokus meditasi. Setiap fokus adalah titik Esa, titik dimana Anda semua sebagai partikel alam semesta berdaya dan berkekuatan dari-Nya Yang Esa.

Muhammad S.A.W. melalui fokus keheningan dirinya di Gua Hira jadikan beliau meng-update pewahyuan, setelah itu beliau fokus kerja di dalam pergerakan dakwah dan dalam fokus karakter (akhlakul karimah), yang terjadi, ilmu pengetahuan tanpa guru dan tanpa baca tulis beliau peroleh, bahkan kejadian alam semesta di masa lalu hingga masa mendatang semua diketahui oleh Nabi melalui kefokusan beliau.

Sama seperti Afi, anak ABG yang menembus dimensi soul begitu tinggi, kebijaksanaan spiritual yang kemudian menarik Anda untuk terkoneksi kepadanya. Itu semua karena fokusnya pada meditasi, fokus hening diri.

Saya dulu pun--sebelum jadi tukang tidur--pernah merasakan keajaiban fokus, pikiran cemerlang dan cerdas, memahami segala hal di luar kelaziman, dan kemudian menarik perhatian banyak orang untuk hanya terpaku perhatian pada saya.

Simpulnya, apapun yang Anda kerjakan dapat menjadi energi fokus. Di dalam fokus pikiran menjadi hening, terikat hanya pada satu. Alam semesta dicipta oleh Yang Maha Satu, maka ini segala wujud realitas hanya dapat diikat oleh fokus, titik di satu titik saja.

Fokus bisa di segala aktifitas, entah kerja, entah profesi, entah ilmu, entah meditasi, entah zikir, entah tapa, entah shalat, asal fokus semua akan mewujud keajaiban.

Presiden Jokowi karena fokus kerja, kerja, kerja menjadi presiden terpopuler dengan proses ajaib, Ahok,Tri Risma, Kang Emil, juga demikian. Itulah fakta kauniyah kalau Anda semua hanya berdaya dan berkekuatan illā bi-llāh, Yang Ahad.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar