( HIKMAH ) RUMUS RAHASIA KEHIDUPAN, DARI RASULULLAH SAW - (Riwayat Sunan Darimi 2613) Dari Sufyan dari ayahnya dari Abu Yala dari Ar Rabi bin Khutsaim dari Abdullah ia berkata; Rasulullah SAW pernah membuatkan kami garis berbentuk persegi empat. Kemudian beliau membuat sebuah garis di tengahnya, lalu membuat beberapa garis di sekitarnya dan membuat sebuah garis yang berada di luar garis tengah itu. Beliau pun bersabda: Ini adalah manusia, yaitu garis tengah, ini adalah ajal yang mengelilingnya. Ini adalah hal-hal yang akan terjadi (pada manusia, berupa bala, ujian, dan cobaan sewaktu di dunia) pada garis-garis ini. Jika tidak terkena satu garis, maka akan digigit (terkena) garis yang lain (bala dan cobaan itu akan selalu datang silih berganti tanpa henti). Dan ini adalah harapan, yaitu garis yang berada di luar.
(Shahih Bukhari 5938) Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadll telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Said dari Sufyan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ayahku dari Mundzir dari Rabi bin Khutsaim dari Abdullah radliallahu anhu dia berkata; Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah membuat suatu garis persegi empat, dan menggaris tengah dipersegi empat tersebut, dan satu garis di luar garis segi empat tersebut, serta membuat beberapa garis kecil pada sisi garis tengah dari tengah garis tersebut. Lalu beliau bersabda: Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya yang telah mengitarinya atau yang mengelilinginya dan yang di luar ini adalah cita-citanya, sementara garis-garis kecil ini adalah rintangan-rintangannya, jika ia berbuat salah, maka ia akan terkena garis ini, jika berbuat salah lagi maka garis ini akan mengenainya.
Manusia gak ada final kepuasan dalam kehidupannya, yang ada angan-angan akan timbul lagi bila yg lain tercapai. Boleh jadi Abu Bakar Shiddiq, Ustman Bin Affan, Abdurrahman Bin Auf kita terpesona dengan infaq di jalan Allahnya padahal mereka kaya raya, ternyata kaya hartapun tidak membuat mereka panjang angan-angan. Akhirat tetap diprioritaskan, berkah hidup tetap mengiringi. Hatinya penuh menuju persiapan menghadap Allah kelak.
Banyak manusia tampak senang didunia, padahal jiwanya tidak, harinya yang ada pusing dengan pengejaran dunianya yang tidak ada habisnya akhirnya terbudak, ketakutan akan kebangkrutan, kecemasan dengan kemiskinan, bisnis mengejar target membabi-buta hingga tidak wajar seperti dikejar hutang, sedangkan hati dan ahlak tidak ada perbaikannya. Dan mereka yang tenang yang memahami Allah SWT yang terbaik, prioritasnya adalah Allah, dan tuntunan Nabi serta shahabat agar tidak salah jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar